Thursday, August 03, 2006 |
Perayaan Separuh Ramadhan |
“Yassin…, Wal qur’an nil hakim, Innaka laminal mur salin,”
Sepenggal Surat Yassin mengalun merdu dari Mesjid Jami Ar Raudhoh, menemani kesibukan menanti waktu berbuka warga Kelurahan Kampungbaru.
Khidmat dan religius. Sekitar dua puluh orang terdiri dari orang tua, pemuda, dan anak-anak bersimpuh khusuk beribadah. Dengan duduk bersaf lima saling berhadapan, mereka terus membaca surat yassin berjamaah sambil menanti datangnya buka puasa. Tak ketinggalan, hidangan berbuka puasa pun telah tersedia, yakni aneka gorengan dan beberapa cangkir teh manis. Diluar mesjid, suasana gaduh terdengar jelas menjelang detik detik azan Magrib. Jalanan utama kelurahan ramai hilir mudik warga. Warga asli dan mahasiswa, sore itu berbaur jadi satu untuk satu tujuan, berburu hidangan untuk berbuka. Dengan memakai busana sederhana tapi rapi, para mahasiswa meniliki tiap warung makan, mengamati hidangan yang disajikan oleh sang empunya warung makan. Terkadang, dahi-dahi mereka mengkerut mengisyaratkan tidak menyukai makanan itu. Tapi suatu saat raut muka mereka tersenyum ketika melihat aneka berbuka yang sesuai dengan keinginannya. Seketika itu ia pun langsung memesannya.
Momen bulan puasa tak disia-siakan bagi para pengelola warung makan. Banyak warung makan yang menyediakan aneka hidangan buka puasa, ada yang menjual kolak pisang, empek-empek, bubur kacang hijau, es buah, dan lainya dengan harga mahasiswa. “Ya lumayan enak sih, trus harganya terjangkau,“ ucap Noval, mahasiswa FISIP’01. Bila menu dan selera sesuai yang diinginkan mahasiswa, mereka rela mengantri lama, terkadang ada yang saling berebutan. Bila diamati secara seksama hampir di semua sudut warung makan di Kampungbaru selalu dipenuhi pembeli. Ini merupakan berkah tersendiri bagi penjaja makanan.
Tak terasa, waktu terus bergulir. Surya mulai tenggelam ditelan bumi diiringi mega-mega kemerah-merahan di angkasa.
“Allahu Akbar… Allahu Akbar…” Azan magrib berkumandang, ibadah puasa hari ini telah usai. Puasa harus dibatalkan, Wajah-wajah ceria timbul di raut muka warga yang menunggu berbuka di mesjid. “Sruuup…,” seruputan teh orang berbuka di mesjid. Tak lama berselang aneka gorengan pun disantap. Usai menyantap makanan, satu persatu mereka bergegas berwudhu. Iqamat dilantunkan, secara berjamaah mereka bersujud menunaikan sholat Magrib.
Suasana Magrib, tamoak warung-warung makan ramai dipadati mahasiswa. Ada yang sambil bergurau dan serius menyantap makanan. Jam di dinding mesjid menunjukan pukul setengah tujuh malam. Penduduk Kampungbaru mulai berduyun-duyun menuju masjid, untuk menunaikan sholat tarawih berjamaan. Orang tua, pemuda, dan anak-anak dengan memakai pakaian sholat seperti mukena bagi wanita dan sarung serta kopiah bagi pria, mereka bergegas pergi ke mesjid. Menjelang pelaksanaan tarawih, terdengar gemuruh riuh anak-anak kecil, ada yang bersenda gurau, lari-lari kecil, dan ada yang sibuk menulis di buku catatan Ramadhan.
Kumandang Iqamat Isya terdengar. Semua jemaaah berdiri melakukan sholat tarawih. Sebanyak delapan saf (barisan) jemaah lelaki dan lima saf wanita dibelekang pria tersusun rapi. Empat rakaat sholat Isya, delapan rakaat tarawih, dan tiga rakaat witir telah dilakukan. Khusuk dan tertib.
Tarawih pun usai, wanita dan anak-anak kecil berhamburan keluar masjid. Namun ada beberapa anak langsung mengerumuni imam sholat. Mereka melakukan tugas Ramadhan dari sekolahan yakni mengumpulkan tanda tangan. “Minta tanda tangan, tugas Ramadhan dari ibu guru, kak, ” ucap Andi yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar kelas 3.
Malam itu, Jumat, 30 Oktober, ada yang beda usai tarawih di Mesjid Ar Raudoh, ada acara belah ketupat. “Ya, belah ketupat, ini hanya adat masyarakat Banten, sebagai ungkapan rasa syukur,” ucap Syaifullah, salah satu pengurus mesjid. Syaifullah menambahkan, ketupat dibelah dua, artinya kita telah menyelesaikan ibadah puasa yang setengah atau lima belas hari, semoga puasa yang telah kita jalankan kemarin diterima oleh Allah SWT.
Ketupat diberikan warga dibungkus rapi dalam besek ditemani menu lain seperti sayur santan, mie goreng, kerupuk, telur rebus, jajanan ataupun gorengan. “Ya isinya tergantung kemampuan masing-masing dan semampu kita,” ucap Saifullah.
Usai sholat tarawih, Jamaah lelaki segera membentuk lingkaran besar. Para petugas mesjid langsung menletakkan ketupat yang terkumpul ditengah lingkaran. Acara dilanjutkan dengan sosialisasi besarnya zakat Fitrah. Usai berdoa sebagai tanda mensyukuri ibadah puasa yang telah memasuki hari ke lima belas, ketupat pun dibagikan ke jemaah yang hadir.
Malam semakin larut, hembusan angin malam menusuk malam keenam belas bulan Ramadhan. Dari kejauhan terdengar jelas suara alunan tadarus Alquran di baca di masing-masing mesjid, seakan-akan saling menyambut malam bulan Ramadhan. Namun, tak biasanya, malam itu di mesjid Ar Raudhoh tak terdengar tadarusan. “Biasanya sih ada dik, tapi mungkin kali ini ingin tadarus Al quran dirumah,” ucap Syaifullah.
Suasana sangat sepi. Mungkin masyarakat sudah terbuai oleh bunga mimpi di kamarnya. Wajar karena pukul telah menujukkan setengah dua belas. Di tugu depan mesjid hanya terlihat empat pengojek. Sambil ngobrol santai mereka menunggu bila ada penumpang yang ingin bepergian malam. Pukul setengah tiga pagi, langkahan-langkahan kaki menggesek aspal terdengar jelas. Tadinya hanya dua langkahan kaki terdengar, namun lama kelamaan semakin banyak. Ternyata para mahasiswa yang keluar menjari makanan sahur. Dengan raut muka terkantuk-kantuk mereka paksakan berjalan ke warung makan.
“Sahur…sahur…., ayo bangun…. bangun… angetin sayur dan nasinya,” ajakan sahur sering terdengar setiap pagi dari mesjid Ar Raudhoh. Kadang-kadang ajakan ini disertai dengan guyonan. Namun, pagi itu tak terdengar ajakan sahur, mesjid sepi. Mungkin kecapaian. Tak terasa tiba-tiba suara sirene mengaung-ngaung memecah pagi, menandakan waktu Imsak telah tiba. Ini pertanda ibadah puasa hari ini telah dimulai. Seiring dengan bunyi sirene, susana kembali lengang. Terlihat beberapa orang menuju mesjid untuk menuanaikan sholat shubuh berjamah.
Romadoni Yunanto Di muat di Teknokra News Edisi 63
|
posted by Romadoni Yunanto, S.Pt. @ 5:08 AM |
|
|
|
About Me |
Name: Romadoni Yunanto, S.Pt.
Home: Metro & Bandarlampung, Lampung, Indonesia
About Me: Saya orangnya asyik, cita2 ku ingin memberikan yg trbaik bg bangsaku, bisa mengabdi n mberikan yg terbaik buat kdua ortuku, yg terpenting mnjdi orang yang sukses dunia akherat, amien.
Ketika kecil di SD 1 Gantiwarno Pekalongan Lampung Timur. Lalu di SLTP N 1 Metro. Waktu SLTP aktif di KIR & marchingband. Lalu dilanjutkan ke SMU N 1 Metro. Di SMA aktif di KIR, OSIS, Rois, Majalah Solusi, dan sempat membuat grup band bersama Ali, Bowo, Dima, Donie, Dody. Lalu masuk Perguruan Tinggi Universitas lampung mengambil jurusan produksi ternak. Di kuliahan aktif di Unit Kegiatan penerbitan Mahasiswa Teknokra yang bergerak di bidang journalist. Pernah menjadi Pemimpin Usaha Teknokra 2006 Dari sini mendapatkan banyak ilmu, mulai dari bisa fotografi, menulis, desain, berorganisasi, mengelola event dan sebagainya.
Tepat 21 juni 2007 aku di wisuda dari Unila. Sedih, senang, bangga, syukur bercampur jadi satu. Kini kegiatan sehari-hariku menggeluti bidang marketing.
OHYA BUAT TEMEN-TEMEN SMP, SMA, KULIAH APA KABAR KALIAN SEMUA, KAPAN YA BISA KUMPUL N REUNIAN NIE, PASTI KALO MAU KUMPUL PAS LEBARAN YA He..He....
email: mas_donkay@yahoo.com
See my complete profile
|
Sekarang Jam |
|
BACA JUGA |
|
ARSIP ARSIP |
|
BLOG TEMAN |
dd,
Eriek,
Gery,
Udo Zul,
Yudi,
Taufik Qipote,
Rieke,
Mayna,
Andreas Pantau,
Siswoyo,
Wida,
Turyanto,
M Ma'ruf,
Udin,
Suci,
Suci Kwek,
Nia,
Iskandar,
Nasrul,
Shirei,
Kana,
K Yamin,
Ndah,
Destia,
Dedy,
Bhima,
Ikram,
Waeti,
Icha,
pojokbniunila,
Cak Syam,
M Sole,
Mas didik,
Denny
|
PESAN |
|
MEDIA |
Universitas Lampung |
Students Unila |
Detik |
livescore |
Lirik |
iloveblue |
Lampung Post |
Tempo Interaktif |
Bisnis Indonesia |
Kompas |
ANTARA |
The Jakarta Post |
Gatra |
Hai |
Aneka Yess |
RCTI |
Indosiar |
Liputan6 SCTV |
ANTV |
Trans TV |
TV7
|
Pengunjung |
|
Powered by |
|
|