Thursday, August 03, 2006 |
Sekolah |
“Ayah, bulan depan Andi membayar SPP,” ujar Andi pada ayahnya di serambi rumah. “Lho sudah mau bayaran lagi, kan baru kemarin Ayah kasih?” jawab Ayahnya. “Ya Ayah, itu kemarin Februari untuk semester genap, besok untuk bayaran semester ganjil,” jawab Andi, mahasiwa semester enam di salah satu perguruan tinggi negeri.
“Oh gitu, ya nanti Ayah carikan uangnya.”
“Tapi Yah, e…. sebulan kemudian, Andi juga harus bayar kost-kostan ya satu jutaan,”.
Ayah andi pun terdiam sejenak.
“Ndi kamu gak usah pusing mikirin uang, biar ayah aja yang mengurus, tugas kamu hanya belajar dan kuliah.”
Beberapa menit kemudian muncul adik Andi bernama Nita dari dalam rumah.
“Ayah Nita kan bentar lagi mau ujian SMA, Nita perlu uang ni Yah, ini rincian biayanya,” sambil menyodorkan kertas berisikan rincian uang sekolah,”
“Dua ratus lima puluh ribu rupiah?” jawab Ayah.
“Jangan lupa ya Yah.”
“Mhhh….”
“Tiba-tiba si bungsu Arif yang masih duduk dikelas dua SMP ikut berkumpul juga.
“Iya Yah Arif juga bentar lagi mau bayaran daftar ulang nih, trus minta buat beli buku pelajaran baru.”
“Iya iya…. Ayah penuhin semuanya tapi kalian harus janji kalian harus belajar giat supaya pintar.”
“Bu, lihat anak-anak kita semuanya meminta uang pada Ayah, coba kalkulasikan pengeluaran anak-anak untuk sekolah!”.
“Sekolah sekarang perlu biaya tinggi untuk menjadi orang yang pintar Yah.”
“Namun apakah itu solusi pendidikan kita, kalau mau pintar ya harus mahal. Dengan begitu hanya orang mampu saja yang bisa menikmati pendidikan. Bagimana dengan orangtua ekonomi lemah. Banyak lho anak-anak cerdas berasal dari golongan lemah. Karena terbentur ekonomi impian itu pun pupus ditengah jalan. Seharusnya mereka ini dibina karena mereka calon generasi kedepan, yang akan meneruskan perjuangan. Dengan beasiswa, itu pun belum menjawab semuanya, sampai kapan!”.
“Pendidikan PR besar bagi negara dan kita semua Yah!”
“Ayah pegawai negeri sipil golongan tiga, gaji Ayah berapa, ditambah lagi sekarang harga kebutuhan pokok manusia tinggi!”.
“Kalau hanya mengandalkan gaji mana cukup. Ibu tak banyak tuntutan. Ibu lebih prioritaskan sekolah, ilmu adalah segalanya. Wajiblah bersyukur masih dapat menyekolahkan anak-anak, coba tengok saudara-saudara kita yang lain. Mungkin mereka lebih memilih untuk kerja,” tegas Ibu.
“Pendidikan merupakan pilar utama membangun negeri. Namun di negeri ini penghargaan terhadap pendidikan diabaikan. Negeri ini lebih suka menghargai kontes kecantikan, kontes suara, ataupun kontes goyang pinggul. Sungguh ironi. Kita sudah enam puluh satu tahun merdeka kenapa sih pendidikan kita masih berantakan. Selalu saja menuai masalah. Lihat, banyak bangunan sekolah yang tidak layak pakai. Kebutuhan buku pelajaran yang minim. Kualitas tenaga pengajar kurang. Sistem kurikulum pendidikan tak pernah tuntas. Korupsi dana pendidikan,” terang Ayah.
“Belum lagi bila ada sumber daya manusia (SDM) kita yang pintar banyak yang ‘dibajak’ negeri orang, dengan berbagai iming-iming. Ya sudah tentu iming-iming itu uang. Akibatnya sumber daya alam (SDA) kita terus dikeruk dan dikuras habis oleh orang yang rakus nikmat dunia tanpa ada perlawanan dari kita, miris.” ujar Ibu.
“Ibu pun berharap kepada mahasiswa, guru, pemerintah, bahkan presiden, benahi pendidikan kita. Lihat negara Jepang, ketika Hiroshima di bumihanguskan bom atom, apa sih yang dilakukan pemerintah Jepang. Langkah pertama menyelamatkan dan mencari guru-guru yang hidup, Jepang tahu, pendidikan merupakan sumber ilmu. Hasilnya, kini Jepang menjadi negara maju dan berteknologi tinggi.”
“Kesadaran pentingnya pendidikan dimulai dari kita dulu saja. Kalau kita mempunyai pandangan yang sama, biarlah proses itu berjalan. Kini hal yang terpenting yakni memberikan pendidikan akademis dan moral pada pelajar,” ujar Ayah.
Romadoni Yunanto Pojok PKM Teknokra News edisi 77
|
posted by Romadoni Yunanto, S.Pt. @ 5:51 AM |
|
|
|
About Me |
Name: Romadoni Yunanto, S.Pt.
Home: Metro & Bandarlampung, Lampung, Indonesia
About Me: Saya orangnya asyik, cita2 ku ingin memberikan yg trbaik bg bangsaku, bisa mengabdi n mberikan yg terbaik buat kdua ortuku, yg terpenting mnjdi orang yang sukses dunia akherat, amien.
Ketika kecil di SD 1 Gantiwarno Pekalongan Lampung Timur. Lalu di SLTP N 1 Metro. Waktu SLTP aktif di KIR & marchingband. Lalu dilanjutkan ke SMU N 1 Metro. Di SMA aktif di KIR, OSIS, Rois, Majalah Solusi, dan sempat membuat grup band bersama Ali, Bowo, Dima, Donie, Dody. Lalu masuk Perguruan Tinggi Universitas lampung mengambil jurusan produksi ternak. Di kuliahan aktif di Unit Kegiatan penerbitan Mahasiswa Teknokra yang bergerak di bidang journalist. Pernah menjadi Pemimpin Usaha Teknokra 2006 Dari sini mendapatkan banyak ilmu, mulai dari bisa fotografi, menulis, desain, berorganisasi, mengelola event dan sebagainya.
Tepat 21 juni 2007 aku di wisuda dari Unila. Sedih, senang, bangga, syukur bercampur jadi satu. Kini kegiatan sehari-hariku menggeluti bidang marketing.
OHYA BUAT TEMEN-TEMEN SMP, SMA, KULIAH APA KABAR KALIAN SEMUA, KAPAN YA BISA KUMPUL N REUNIAN NIE, PASTI KALO MAU KUMPUL PAS LEBARAN YA He..He....
email: mas_donkay@yahoo.com
See my complete profile
|
Sekarang Jam |
|
BACA JUGA |
|
ARSIP ARSIP |
|
BLOG TEMAN |
dd,
Eriek,
Gery,
Udo Zul,
Yudi,
Taufik Qipote,
Rieke,
Mayna,
Andreas Pantau,
Siswoyo,
Wida,
Turyanto,
M Ma'ruf,
Udin,
Suci,
Suci Kwek,
Nia,
Iskandar,
Nasrul,
Shirei,
Kana,
K Yamin,
Ndah,
Destia,
Dedy,
Bhima,
Ikram,
Waeti,
Icha,
pojokbniunila,
Cak Syam,
M Sole,
Mas didik,
Denny
|
PESAN |
|
MEDIA |
Universitas Lampung |
Students Unila |
Detik |
livescore |
Lirik |
iloveblue |
Lampung Post |
Tempo Interaktif |
Bisnis Indonesia |
Kompas |
ANTARA |
The Jakarta Post |
Gatra |
Hai |
Aneka Yess |
RCTI |
Indosiar |
Liputan6 SCTV |
ANTV |
Trans TV |
TV7
|
Pengunjung |
|
Powered by |
|
|