Thursday, August 03, 2006 |
AI Tak Cukup Depopulasi Saja |
Avian Influenza (Flu burung) secara fakta telah meluluhlantakan sistem ekonomi peternakan nasional. Dalam hitungan jam, jutaan unggas mati dalam sekejab, ratusan peternak terombang-ambing gulung tikar karena sudah tak memiliki modal lagi. Puluhan nyawa manusia pun melayang akibat ganasnya virus ini. Tercatat sejak munculnya kasus flu burung di Indonesia juli 2005 hingga Februari 2006, 26 penderita, 18 orang diantarannya meninggal. Bila diakumulasikan korban meningal di Indonesia tertingggi didunia yakni mencapai angka 69,56 persen, sedangkan rata-rata dunia 53, 3 persen. Dan yang paling menyedihkan lagi, yakni periode penularan flu burung dari satu bulan menjadi tiga hari.
Tingginya angka kematian di Indonesia mengundang kekhawatiran badan kesehatan dunia WHO. WHO menilai kasus flu burung di Indonesia tergolong berat. Kekhawatiran WHO sangat beralasan apabila penanganan virus penyakit menular dari hewan ke manusia (zoonosis) ini tak maksimal, dapat mengakibatkan pandemi. Bila hal itu terjadi akan menyulitkan dalam hal penanggulangannya dan semakin berbahaya. Apalagi salah dalam memberikan perlakuan terhadap virus ini.
Yang sangat disayangkan adalah langkah pemerintah dalam menanggulangi virus ini terkesan tak serius dan lamban, alasannya keterbatasan dana. Sehingga dampaknya virus flu burung tak pernah tuntas justru sebaliknya semakin buruk. Akhirnya setelah sekian lama dan keadaan dirasa “darurat” barulah pemerintah mengeluarkan keputusan untuk memusnahkan massal (depopulasi) ternak unggas yang positif terjangkit flu burung di enam propinsi yakni, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Lampung.
Kini di enam daerah tersebut tengah gencar-gencarnya melakukan depopulasi ternak secara membabi buta. Dengan depopulasi akan memutus rantai ikatan virus dan menghambat merebaknya virus dari unggas ke unggas lainnya. Lalu masyarakat yang unggasnya terkena depopulasi mendapat kompensasi perekor diberi Rp10.000, namun uang tersebut jauh dari layak. Sehingga peternak tetap saja mengalami kerugian. Yang perlu dicatat bersama pemberantasan AI ini tidak cukup dengan depopulasi saja. Depopulasi hanyalah langkah awal pemberantasan AI, sehingga butuh langkah penting selanjutnya untuk meyelesaikan AI secara tuntas. Karena AI merupakan permasalahan kompleks yang harus diselesaikan secara tepat dan konfrehensif.
Hal yang harus dilakukan pemerintah setelah depopulasi yakni: (1) memberikan sosialisasi yang gencar kepada seluruh lapisan masyarakat tentang apa itu AI, bagaimana indikasinya ternak yang terkena, dan bagaimana proses pencegahan. Mengingat selama ini banyak para peternak ataupun masyarakat awam masih belum paham betul tentang virus ini. (2) vaksinasi secara besar-besaran mencakup seluruh daerah yang terserang. Dengan vaksinasi akan memberikan sistem kekebalan tubuh bagi unggas dari AI. (3) mengontrol program biosecurity yang belum optimal. Salah satu faktor penyebab merebaknya AI secara cepat di Indonesia, disebabkan oleh biosecurity yang lemah. Coba bandingkan dengan negara tetangga, biosecurity mutlak diperketat. Sehingga biosecurity merupakan benteng ataupun sistem perlindungan untuk melawan segala macam virus ataupun penyakit lainnya, bila biosecurity lemah akan sangat berbahaya dan merugikan banyak pihak. (4) optimalkan tugas fungsi dan tanggung jawab badan karantina hewan. Bila perlu benahi sistem manajemennya, lengkapi segala macam sarana dan prasarana pendukung. Ada indikasi penyebaran AI disebabkan transportasi ternak atar pulau. (5) pengoptimalan tugas dokter hewan mengingat dokter hewan merupakan pilar utama pemberantasan AI.
Bila ditelaah secara ilmiah flu burung disebabkan oleh virus influenza tipe A yang termasuk famili Orthomyxoviridae. Mula-mula virus ini menyerang unggas dan babi. Kasus pertama infeksi flu burung pada manusia terjadi di Hongkong 1997. Saat itu 18 orang terinfeksi, enam diantaranya meningal. Kasus ini terus merembet ke negara-negara tetangga, Thailand, Vietnam, dan Indonesia. Virus ganas yang berjangkit pada manusia itu bersubtipe H5N1. Virus jenis ini dapat bertahan hidup di air sampai empat hari pada suhu 22 derajat celcius, dan lebih dari 30 hari pada 0 derajat celcius. Di udara lembab, virus bisa bertahan lebih dati 30 hari, sementara ditempat dengan sinar matahari cukup bisa bertahan selama 2-3 jam. H5N1 akan mati oleh pemanasan 60 derajat celcius selama 30 menit. Virus juga akan mati oleh deterjen dan desinfektan seperti formalin serta cairan yang mengandung iodin.
Flu burung adalah musibah nasional yang merupakan kejadian luar biasa (KLB) yang harus dibuminguskan sebelum segala sesuatu yang tidak diingankan terjadi kelak. Suksesnya pemberantasan AI membutuhkan peran kita bersama.
Romadoni Yunanto Di muat diLampung Post Wed Mar 01, 2006
|
posted by Romadoni Yunanto, S.Pt. @ 7:54 AM |
|
|
|
About Me |
Name: Romadoni Yunanto, S.Pt.
Home: Metro & Bandarlampung, Lampung, Indonesia
About Me: Saya orangnya asyik, cita2 ku ingin memberikan yg trbaik bg bangsaku, bisa mengabdi n mberikan yg terbaik buat kdua ortuku, yg terpenting mnjdi orang yang sukses dunia akherat, amien.
Ketika kecil di SD 1 Gantiwarno Pekalongan Lampung Timur. Lalu di SLTP N 1 Metro. Waktu SLTP aktif di KIR & marchingband. Lalu dilanjutkan ke SMU N 1 Metro. Di SMA aktif di KIR, OSIS, Rois, Majalah Solusi, dan sempat membuat grup band bersama Ali, Bowo, Dima, Donie, Dody. Lalu masuk Perguruan Tinggi Universitas lampung mengambil jurusan produksi ternak. Di kuliahan aktif di Unit Kegiatan penerbitan Mahasiswa Teknokra yang bergerak di bidang journalist. Pernah menjadi Pemimpin Usaha Teknokra 2006 Dari sini mendapatkan banyak ilmu, mulai dari bisa fotografi, menulis, desain, berorganisasi, mengelola event dan sebagainya.
Tepat 21 juni 2007 aku di wisuda dari Unila. Sedih, senang, bangga, syukur bercampur jadi satu. Kini kegiatan sehari-hariku menggeluti bidang marketing.
OHYA BUAT TEMEN-TEMEN SMP, SMA, KULIAH APA KABAR KALIAN SEMUA, KAPAN YA BISA KUMPUL N REUNIAN NIE, PASTI KALO MAU KUMPUL PAS LEBARAN YA He..He....
email: mas_donkay@yahoo.com
See my complete profile
|
Sekarang Jam |
|
BACA JUGA |
|
ARSIP ARSIP |
|
BLOG TEMAN |
dd,
Eriek,
Gery,
Udo Zul,
Yudi,
Taufik Qipote,
Rieke,
Mayna,
Andreas Pantau,
Siswoyo,
Wida,
Turyanto,
M Ma'ruf,
Udin,
Suci,
Suci Kwek,
Nia,
Iskandar,
Nasrul,
Shirei,
Kana,
K Yamin,
Ndah,
Destia,
Dedy,
Bhima,
Ikram,
Waeti,
Icha,
pojokbniunila,
Cak Syam,
M Sole,
Mas didik,
Denny
|
PESAN |
|
MEDIA |
Universitas Lampung |
Students Unila |
Detik |
livescore |
Lirik |
iloveblue |
Lampung Post |
Tempo Interaktif |
Bisnis Indonesia |
Kompas |
ANTARA |
The Jakarta Post |
Gatra |
Hai |
Aneka Yess |
RCTI |
Indosiar |
Liputan6 SCTV |
ANTV |
Trans TV |
TV7
|
Pengunjung |
|
Powered by |
|
|