Romadoni Yunanto, S.Pt.
Thursday, August 03, 2006
Mengenali Gempa Lampung


Tanah bergetar kencang setiap hari di Kemiling. Sudah sebulan warga dicekam ketakutan. Kapan fenomena alam ini berakhir.


Kedua bola mata lelaki itu tak luput dari layar monitor komputer yang terus menyala 24 jam. Gelombang elektrik tiga warna, merah, biru, dan hijau penanda getaran gempa tergambar di monitor. Tangannya selalu memegang mouse mengedit data itu. Sebuah ponsel silver terus berdering, ia pun menyempatkan menjawab telepon. “Kalau ada gempa sekecil apa pun tercatat di seismograf ini, dan 24 jam nonstop kami pantau terus, dan kami terus koordianasi dengan atasan lewat ponsel,” ujar Agung Setiadi staf Analisis Stasiun Geofisika Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kotabumi yang bertugas di SDN 1 Kemiling Permai membuka obrolan.

Didalam ruangan 4 x 5 meter di perumahan guru SD Negeri 1 Kemiling, Agung dan rekannya Tedy bertugas memantau gempa. Terlihat jelas retak-retak di dinding akibat sering terjadinya getaran gempa. Satu buah spingbed, kasur, galon air, sebuah kamar mandi, makanan ringan, minuman suplemen, koran dan gelas kopi cukup untuk memfasilitasi sehari hari. Sudah sebulan lebih mereka tingal disitu.

Di alasi karpet plastik, dua unit laptop hitam, sebuah Central Processing Unit (CPU), sebuah kipas angin, alat pencatat gempa Digital Portable Seismograph (DPS) tipe TDL-303S merek Tai-de dari Cina, dan alat sensor gempa yang diletakkan ditanah DS-4A Feedback Short Period Seismometer, setia menemani tugas mereka. “Alat alat ini pinjaman dari Jakarta,” ujar Agung.

Tiba-tiba.“Duumm….gerrrr……..”
Tanah bergetar kencang seperti ditimpa sebuah bom. Dinding dan lantai ikut bergetar kuat. Di layar tergambar garis tiga warna itu bergaris lurus lalu bergelombang lagi. Tedy lalu mengoperasikan komputer. “Tiga detik, kekuatannya 2,8 SR,” ujarnya.

Penempatan seismograf di SDN 1 Kemiling menurut Agung, dikarenakan tanah dan batuan disini terdiri dari batuan granit dan batuan keras yang mempunyai kepadatan kuat serta memiliki posisi dan luas yang besar sehingga dapat menghantarkan gelombang getaran gempa secara cepat. Daerah ini juga jauh dari aktifitas kendaraan ataupun aktifitas yang lain yang dapat menimbulkan getaran. “Sebab sensor gempa sangat sensitif terhadap getaran,” kata Agung.

Dari hasil pemantauan, masyarakat Kemiling terlihat panik dan gelisah dengan fenomena alam ini, takut seperti gempa di Yogyakarta. Mereka lalu mendirikan tenda didepan rumah masing masing. Tenda diisi kasur, kulkas ataupun sebagai dapur. Ketika malam hari, tenda digunakan tidur. Dinginnya angin malam kemarau menusuk tubuh tak menghiraukan mereka untuk tetap tidur ditenda. Akibatnya ada beberapa warga yang jatuh sakit. Beruntung pemerintah sudah mendirikan posko kesehatan gratis. “Semenjak gempa, masyarakat ketakutan sekali, saya selalu keliling kampung menenangkan warga yang panik, kurang tidur begadangan terus nih,” ujar Edyar Saleh Camat Kemiling, saat berada di pos BMG SDN 1 Kemiling Permai.
***
Lampung merupakan daerah rawan gempa karena Lampung dilewati sesar/patahan Sumatera yang memanjang dari Aceh hingga Lampung. Patahan itu selalu bergerak terkena tekanan dari inti bumi sahingga bila tekanan besar dapat menimbulkan gempa. “Setiap daerah yang dilewati sesar selalu bisa terjadi gempa, maka kita harus sigap terhadap gempa,” ujar Chrismanto Kepala Stasiun Geofisika BMG Kotabumi.

Gempa bumi terbagi menjadi tiga yakni pertama, Main Shock atau gempa utama artinya tiba-tiba terjadi gempa bumi yang besar dan kuat kemudian diikuti gempa susulan yang relatif kecil. Kedua, Fore Shock artinya terjadi beberapa gempa kecil lalu terjadi gempa yang kuat dan besar kemudian disusul gempa susulan yang kecil. Ketiga, Swarm merupakan gempa bumi kecil dengan frekuensinya tinggi. Swarm sering terjadi di daerah yang sudah fracture /patah, mungkin pernah dilanda gempa bumi yang besar dimasa lalu. “Gempa yang melanda Kemiling ini termasuk kategori gempa bumi swarm,” ujar Agung.

Menurut Chrismanto, ciri gempa bumi Swarm tidaklah merupakan gempa bumi yang kuat, karena lapisan kulit buminya sudah pernah patah, sehingga tidak dapat menyimpan energi yang besar. Gempa bumi ini tidak mempunyai gempa bumi utama. Terjadi secara terus menerus dalam waktu yang lama dan dalam frekuensi yang tinggi. Tingginya intensitas gempa biasanya di iringi isu-isu yang menyebabkan masyarakat panik.

Gempa bumi Swarm di Kemiling dipicu oleh gempa besar yang terjadi sebelumnya. BMG Kotabumi mencatat telah terjadi gempa besar yakni, gempa yang menggoyang Kalianda Jumat (12/5) pukul 15.16 WIB. Gempa ini berkekuatan 5,9 skala Richter (SR) dengan pusat gempa terletak 56 kilometer dari Bandar Lampung pada 5,950 lintang selatan dan 105,390 bujur timur dengan kedalaman 14 kilometer. Mengakibatkan 19 rumah rusak berat. Ratusan rumah lain yang rusak ringan.

Kemudian, 7 Juni lalu gempa berkekuatan 6,2 SR terletak di koordinat 5,80 – 103,640 dilaut perbatasan Bengkulu dan Lampung. Dengan pusat 333 km dari dasar laut. Lalu, gempa berkekuatan 5,9 SR melanda pantai barat Krui 12 Juni pukul 6.43 WIB pada koordinat 6,80 – 105,60 bujur timur sekitar 400 km barat daya Krui dengan kedalaman 163 km dari dasar laut. Dari ketiga gempa ini yang dirasakan manusia yakni gempa di Kalianda. “Gempa Kemiling efek atau sisa-sisa energi dari gempa-gempa itu, dan energi ini tidak besar,” tutur Chrismanto.

Dari pengamatan BMG, Gempa Swarm di Kemiling memiliki episentrum/pusat gempa di gunung betung. Swarm tergolong gempa lokal. Efek dari tiga gempa itu mengakibatkan terjadinya gerakan sesar atau patahan Semangko di Teluk Semangka yang memanjang sampai ke Nangroe Aceh Darussalam. Sesar Semangko adalah patahan induk dan mempunyai cabang-cabang patahan seperti bahu dan panjang yang mengarah ke gunung betung sampai 10 km dari kemiling.

Gerakan patahan semangko disebabkan dorongan berlawanan dari lempeng samudra yang ada di Samudra Hindia dengan lempeng di Pulau Sumatera. Pergerakan saling dorong dua lempeng tersebut menyebabkan benturan-benturan acak dan mengeluarkan energi getaran di dua patahan cabangnya. “Gempa Kemiling ini dampak dari stabilisasi tekanan stres dari sesar Semangko, sesar Panjang, dan sesar Muda, selama ketiga sesar tersebut belum pas pada posisinya maka akan terus terjadi gempa,” ujar Agung.

Menangapi isu yang merebak di masyarakat dibawah daerah kemiling terdapat rongga yang sangat besar yang dikhawatirkan rongga itu akan runtuh dan ambles, Chrismanto menjelaskan hal tersebut sulit untuk membuktikannya, dan tidak rasional. Gempa bumi Swarm tidak berbahaya. Hanya karena lama dan frekuensinya yang tinggi, dapat menimbulkan isu-isu negatif. Melihat sejarah Swarm yang pernah terjadi di Pulau Weh Sabang pada Januari 1986. Terjadinya selama sebulan. Pada saat itu timbul isu-isu bahwa Pulau Weh akan tenggelam. Akibatnya masyarakat mengungsi ke Banda Aceh, dan faktanya Pulau Weh sampai sekarang tetap ada.

Gempa Swarm sering didahului suara gemuruh karena sumber gempa buminya dangkal yakni berkisar tidak lebih dari 15 km. Lalu kecepatan suara lebih cepat dari kecepatan gelombang seismic sehingga terdengar gemuruh dulu, baru di ikuti getaran. Ia pun tidak tahu sampai kapan berakhir. Berdasarkan pengalaman gempa bumi swarm paling lama terjadi sekitar dua bulan. Apabila intensitas gempa turun kemungkinan gempanya akan berakhir. “Kita kan hanya memprediksi Tuhan yang maha tahu, dan kita harus tetap waspada,” ujar Chrismanto.

Tips Menghadapi Gempa
Sumber: Stasiun Geofisika BMG Kotabumi Lampung

Sebelum terjadi gempa
1. kenali apa yang dimaksud gempa bumi
2. pastikan struktur dan letak rumah anda dapat terhindar dari bahaya gempa bumi
3. evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan anda agar terhindar bahaya
gempa
4. perhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat, sudah mengetahui tempat
paling aman untuk berlindung
5. belajar melakukan P3K
6. belajar mengunakan pemadam kebakaran
7. catat nomor-nomor penting
8. perabotan lemari cabinet letakan pada dinding diikat atau dipaku menghindari
roboh
9. simpan barang mudah pecah
10. sedia selalu kotak P3K, senter, Radio, makanan dan air.

Saat terjadi gempa
1. lindungi kepala dan badan dari keruntuhan dapat bersembunyi dibawah meja dll.
2. lari keluar apabila dapat dilakukan
3. bila diluar hindari bangunan, gedung, tiang listrik, pohon dll.
4. perhatikan tempat berpijak hindari bila terjadi rekahan tanah.
5. bila mengendarai kendaraan, kurangi kecepatan, menepilah, dan berhenti bila
mengendarai roda empat, keluarlah dari kendaraan.
6. bila berada dipantai jauhi pantai
7. bila berada di pegunungan hindari daerah yang mudah longsor

Sesudah gempa
1. bila di bangunan tunggu sampai getaran berhenti, dan keluarlah segera mungkin
dengan tertib.
2. bila di gedung jangan menggunakan lift dan tangga berjalan, gunakan tangga
biasa
3. periksa ada yang luka
4. jangan masuk ke bangunan yang sudah terjadi gempa karena kemungkinan masih
terdapat reruntuhan
5. jangan berjalan disekitar daerah gempa kemungkinan masih ada gempa susulan
6. selalu berdoa pada Tuhan


Intensitas gempa di Bandarlampung
Sumber: Stasiun Geofisika BMG Kotabumi Lampung

Hari/tanggal Skala Richter
Jumat (16/6) 3,4
Sabtu (17/6) 0,8 – 3,5
Senin (19/6) 0,7 – 2,7
Rabu (21/6) 4,7
Kamis (22/6) 4,6
Jumat (23/6) 4,6
Sabtu (24/6) 4,7
Kamis (29/6) 4,8
Jumat (30/6) 3,5
Selasa (4/7) 4,7
Rabu (5/6) 3,5 – 4,5
Jumat (7/7) 4,7


Skala Kekuatan gempa bumi
menurut Modified Marcelli Intensity (MMI)
Sumber: Stasiun Geofisika BMG Kotabumi Lampung

I. Getaran tidak dirasakan
II. Getaran dirasakan beberapa orang. Benda ringan yang digantung bergoyang
III. Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Getaran seakan-akan ada truk lewat
IV. Getaran dirasakan, jendela, pintu, kaca bergetar,
V. Getaran dirasakan oleh semua penduduk, barang-barang terpelanting, pohon,
tiang-tiang bergoyang
VI. Getaran dirasakan oleh semua penduduk, kebanyakan terkejut dan lari keluar,
plester dinding jatuh.
VII. Getaran dirasakan, orang keluar rumah, bangunan retak-retak. Getaran terasa
pada orang yang naik kendaraan
VIII. Kerusakan ringan pada bangunan dengan kontruksi kuat. Retak-retak, dinding
lepas dari rangka rumah. Monumen-monumen roboh
IX. kerusakan pada bangunan kuat, rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak
retak-retak,
X. Bangunan rusak, rumah lepas dari pandemennya, tanah terbelah di tiap-tiap
sungai sungai
XI. Bangunan sedikit yang berdiri, jembatan rusak, terjadi lembah, tanah
terbelah, rel kereta melengkung
XII. Hancur sama sekali, gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan
menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.


Romadoni Yunanto

Majalah Teknokra edisi 208
posted by Romadoni Yunanto, S.Pt. @ 9:37 AM  
2 Comments:
  • At 2:02 AM, Anonymous Anonymous said…

    what ever!!!

     
  • At 3:19 AM, Anonymous Anonymous said…

    waw... freakin'

     
Post a Comment
<< Home
 
About Me

Name: Romadoni Yunanto, S.Pt.
Home: Metro & Bandarlampung, Lampung, Indonesia
About Me: Saya orangnya asyik, cita2 ku ingin memberikan yg trbaik bg bangsaku, bisa mengabdi n mberikan yg terbaik buat kdua ortuku, yg terpenting mnjdi orang yang sukses dunia akherat, amien. Ketika kecil di SD 1 Gantiwarno Pekalongan Lampung Timur. Lalu di SLTP N 1 Metro. Waktu SLTP aktif di KIR & marchingband. Lalu dilanjutkan ke SMU N 1 Metro. Di SMA aktif di KIR, OSIS, Rois, Majalah Solusi, dan sempat membuat grup band bersama Ali, Bowo, Dima, Donie, Dody. Lalu masuk Perguruan Tinggi Universitas lampung mengambil jurusan produksi ternak. Di kuliahan aktif di Unit Kegiatan penerbitan Mahasiswa Teknokra yang bergerak di bidang journalist. Pernah menjadi Pemimpin Usaha Teknokra 2006 Dari sini mendapatkan banyak ilmu, mulai dari bisa fotografi, menulis, desain, berorganisasi, mengelola event dan sebagainya. Tepat 21 juni 2007 aku di wisuda dari Unila. Sedih, senang, bangga, syukur bercampur jadi satu. Kini kegiatan sehari-hariku menggeluti bidang marketing. OHYA BUAT TEMEN-TEMEN SMP, SMA, KULIAH APA KABAR KALIAN SEMUA, KAPAN YA BISA KUMPUL N REUNIAN NIE, PASTI KALO MAU KUMPUL PAS LEBARAN YA He..He.... email: mas_donkay@yahoo.com
See my complete profile
Sekarang Jam
BACA JUGA
ARSIP ARSIP
BLOG TEMAN
dd, Eriek, Gery, Udo Zul, Yudi, Taufik Qipote, Rieke, Mayna, Andreas Pantau, Siswoyo, Wida, Turyanto, M Ma'ruf, Udin, Suci, Suci Kwek, Nia, Iskandar, Nasrul, Shirei, Kana, K Yamin, Ndah, Destia, Dedy, Bhima, Ikram, Waeti, Icha, pojokbniunila, Cak Syam, M Sole, Mas didik, Denny
PESAN
    Name :
    Web URL :
    Message :
MEDIA
Universitas Lampung | Students Unila | Detik | livescore | Lirik | iloveblue | Lampung Post | Tempo Interaktif | Bisnis Indonesia | Kompas | ANTARA | The Jakarta Post | Gatra | Hai | Aneka Yess | RCTI | Indosiar | Liputan6 SCTV | ANTV | Trans TV | TV7
Pengunjung






Powered by


Free Blogger Templates

BLOGGER